welcome

selamat datang kawan semoga nyaman di galeri saya

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 08 Juni 2013

makalah retorika bahasa indonesia


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diantara karunia Allah yang besar bagi manusia adalah kemampuan berbicara. Dengan kemampuan tersebut manusia dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan kepada orang lain. Dengan kemampuan tersebut pula manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, oleh karena itu berbicara menjadi hal penting bagi kehidupan manusia.
B. Perumusan Masalah
1. Jelasakn jenis-jenis berbicara ?
2. Bgaimana metode berbicara yang baik?
3. Apasaja yang termasuk berbicara dalam kegiatan berpidato?
4. Apasaja yang termasuk berbicara dalam kegiatan ilmiah?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan adalah untuk:
1. Menjelaskan jenis-jenis berbicara
2. Menjelaskan metode berbicara yang baik
3. Menjelasakan berbicara dalam kegiatan berpidato
4. Menjelasakan berbicara dalam kegiatan ilmiah
D. Manfaat dan Kegunaan Pembahasan
Adapun manfaat pembahasan untuk menjelaskan tentang retorika teori dan praktik. Kegunaanya adalah untuk dipresentasikan dalam acara diskusi kelompok..






BAB II
RETORIKA TEORI DAN PRAKTIK
A. Jenis-jenis Berbicara
1. Berdasarkan Situasinya
a. Formal
Dalam situasi formal, pembicara dituntut untuk berbicara secara formal. Penggunaan berbicara jenis ini misalnya dalam kegiatan tukar-menukar informasi, percakapan, menyampaikan berita,pengumuman atau bertelepon.
b. Nonformal
Dalam situasi nonformal, pembicara berbicara secara tidak formal dalam arti berbicara secara sederhana. Penggunaan berbicara jenis ini misalnya dalam kegiatan ceramah, wawancara, atau prosedur parlementer.
2. Berdasarkan Reaksi dari Pesan yang Disampaikan
a. Pembicara sebagai penyampai pesan dan pesannya dipahami oleh pendengar tetapi tidak ada interaksi antara pembicara dan pendengar
Penggunaan berbicara jenis ini misalnya sebagai penyampai berita, pembawa acara, berpidato, dan lain-lain.
b. Pembicara sebagai penyampai pesan disusul dengan adanya interaksi antara pembicara dan pendengar.
Pada berbicara jenis ini, posisi pembicara dan pendengar diduduki silih berganti. Penggunaan berbicara jenis ini misalnya dalam diskusi, debat, seminar, symposium, rapat organisasi, dan lain-lain.
3. Berdasarkan Klasifikasi Pesan
a. Komunikasi Satu Arah
Komunikasi satu arah yaitu situasi komunikasi yang bersifat pengirim pesan dan tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui cara penerima pesan telah memodifikasikan pesannya. Yang termasuk ke dalam jenis berbicara ini diantaranya, ceramah, berpidato, khotbah,wawancara dan lain-lain.

b. Komunikasi Dua Arah
Komunikasi dua arah yaitu situasi komunikasi yang bersifat pengirim pesan cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara penerima pesan menangkap pesan yang telah dikirimnya. Pembicara dan pendengar terlibat dalam suatu interaksi verbal untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis berbicara ini diantaranya digunakan dalam diskusi.
4. Berdasarkan Tujuan
a. Menginformasikan
b. Menghibur
c. Meyakinkan
5. Berdasarkan Metode atau Cara Penyampaiannya
a. Impromptu
b. Manuskrip
c. Memoriter
d. Ekstempore
6. Berdasarkan Wilayah Kajian
a. Berbicara Terapan atau Berbicara Fungsional (Berbicara Sebagai Seni)
Berbicara jenis ini, penekanannya diletakkan pada penerapan berbicara sebagai alat komunkasi dalam masyarakat.
Pokok-pokok yang mendapat perhatian antara lain:
1. Berbicara di muka umum
2. Pemahaman makna kata
3. Diskusi kelompok
4. Argumentasi
5. Debat
6. Prosedur Parlementer
7. Penafsiran lisan
8. Seni drama
9. Berbicara melalui udara
b. Pengetahuan Dasar Berbicara atau Berbicara Sebagai Ilmu
Jika memandang berbicara sebagai ilmu, maka hal yang harus ditelaah antara lain:
1. Mekanisme berbicara dan mendengar
2. Latihan dasar bagi ajaran dan suara
3. Bunyi-bunyi bahasa
4. Bunyi-bunyi dalam rangakaian ujaran
5. Vokal, konsonan dan diftong
6. Patologi ujaran (penyelidikan mengenai cacat dan gangguan yang menghambat kemampuan orang berkomunikasi verbal)
7. Berdasarkan Jumlah Penyimaknya
a. BerbicaraAntarpribadi (Empat Mata)
Berbicara antarpribadi dapat terjadi jika dua pribadai membicarakan, merundingkan atau mendiskusikan sesuatu. Pembicaraannya bersifat serius, santai, akrab atau tergantung pada masalah yang dibicarakan.
b. Berbicara Dalam Kelompok Kecil
c. Berbicara Dalam Kelompok Besar
B. Metode Berbicara
1. Metode Impromptu
Metode ini terjadi jika secara tiba-tiba kita diminta berbicara di depan khalayak tanpa persiapan terlebih dahulu. Metode ini biasanya berhasil pada orang yang sudah terbiasa berbicara di depan umum. Akan tetapi, metode ini sulit dilakukan oleh orang yang belum berpengalaman sehingga terjadilah demam panggung atau gugup.
2. Metode Menghafal
Metode ini dilakukan dengan cara menghafal. Jika pembicara hanya berbicara mengenai hal yang dihapalkannya tanpa menghayati yang diucapkannya, dipastikan pembicaraan tidak akan menarik dan membosankan. Sebaliknya, pembicara akan berhasil menggunakan metode ini jika ia mejiwai pembicaraan dan tanggap terhadap situasi dan kondisi yang melatarbelakangi pembicaraaan.
3. Metode Naskah
Metode ini merupakan metode berbicara dengan membaca naskah. Kelemahan metode ini yaitu kurang terjadi spontanitas yang segar dan kurang adanya kontak mata antara pembicara dan pendengar
4. Metode Ekstemporan
Metode ini merupakan metode yang digunakan pembicara dengan membuat naskah secara lengkap dan juga mempersiapkan catatan-catatan penting tentang urutan uraian yang akan disampaikan. Naskah lengkap tidak dipakai, pembicara hanya memakai catatan kecil. Metode ini sering dipergunakan oleh pembicara yang sudah berpengalaman.
C. Berbicara dalam Kegiatan Berpidato
1. Pengertian Pidato
Dalam KBBI (Depdikbud, 1996) pidato adalah pengugkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada banyak orang; atau wawancara yang disiapkan untuk diucapkan didepan khalayak.
Tujuan umum pidato:
a. Menarik perhatian dan menyenangkan khalayak
b. Memberikan informasi atau mendidik khalayak
c. Merangsang atau memberi kesan khalayak
d. Membujuk atau meyakinkan khalayak
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan topik pidato:
a. Keadaan dan sikap khalayak
b. Peristiwa yang melatarbelakangi
c. Kelayakan topik
d. Penguasaan materi
Syarat-syarat pembicara agar pidatonya berhasil:
a. Memiliki keberanian dan tekad yang kuat
b. Memiliki pengetahuan luas
c. Memahami proses komunikasi massa
d. Menguasai bahasa yang baik dan lancer
e. Melakukan latihan yang memadai
2. Ciri-ciri pembicara yang baik
a. Pandai memliih topik yang tepat
b. Menguasai materi
c. Memahami khalayak
d. Memahami situasi
e. Merumuskan tujuan dengan jelas
f. Menjalin kontak dengan khalayak
g. Menguasai khalayak
h. Memiliki kemampuan linguistic yang memadai
D. Berbicara dalam kegiatan ilmiah
1. Pengertian diskusi kelompok
Diskusi kelompok yang bersifat ilmiah merupakan kelompok resmi yang sering diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalm musyawarah yang direncanakn atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.
2. Tujuan diskusi kelompok
a. Mencari pemecahan masalah
Untuk mencapai tujuan ini peserta diskusi hendaknya secar bijakdana dapat mempertimbangkan, menilai, dan menentukan kemungkinan keputusan yang akan diterima.
b. Menampung pendapat, pandangan dan saran
Untuk mencapai tujuan ini diskusi hanya merupakan upaya untuk mengetahui pendapat peserta mengenai suatu masalah yang sedang dibicarakan.
3. Hal-hal penting yang mendasari kegiatan diskusi
a. Pelaksanaan sikap demokrasi
Diskusi kelompok pada dasarnya merupakan suatu pelaksanaan sikap demokrasi karena setiap putusan diskusi kelompok merupakan hasil dari sikap
demokrasi pesertanya.
b. Pengujian sikap toleransi
Jika sikap toleransi ini terjadi pada saat diskusi kelompok maka debat kusir dapat dihindari.
c. Pengembangan kebebasan berfikir
Dalam diskusi kebebasan berfikir dan berbicara yang bertanggung jawab dapat dikembangkan secara maksimal.
d. Pengembangan latihan berfikir
Adanya pengembangan kebebasan berfikir dalam diskusi akan memacu adanya pengembangan latihan berfikir pula terutama latihan berfikir secara kritis dan terbuka
e. Penambahan pengetahuan dan pengalaman
Dengan diskusi seseorang akan semakin bertambah pengetahuan dan pengalamannya
f. Kesempatan penyaluran sikap inteligen dan kreatif
Sikap intelegen dan kreatif dapat tersalurkan
Kriteria-kriteria diskusi berhasil dengan baik
a. Peserta dapat menerima tujuan diskiusi
b. Peserta memahami permasalahan yang akan didiskusikan
c. Peserta memiliki rasa tanggung jawab untuk kelancaran diskusi dan memiliki sikap tenggang rasa serta saling menghormati
d. Pemimpin diskusi dan pembicara merupakan orang yang tegas, bebwibawa dan dihormati peserta diskusi
e. Pemimpin diskusi menjamin kebebasan mengelurkan pendapan para peserta diskusi
Unsur-unsur manusia dalam diskusi kelompok:
a. Pemandu atau pemimpin diskusi
b. Peserta diskusi

Tata cara diskusi kelompok
a. Pemandu membuka diskusi kelompok
b. Dilakukan pembicaraan hakikat tentang masalah yang akan didiskusikan
c. Pencarian sebab-sebab yang menimbulkan masalah
d. Pendiskusian mengenai kemungkinan cara pemecahan masalah
e. Kemungkinan pemecahan masalah dipertimbangkan baik buruknya
f. Pemandu diskusi menutup diskusi kelompok
4. Jenis diskusi kelompok
a. Diskusi panel
Merupakan diskusi yang terdiri atas beberapa orang panelis yang dipimpin oleh seorang pemandu. Tujuan diskusi panel biasanya untuk menyampaikan informasi dan pendapat-pendapat.
Bentuk pengaturan tempat dalam diskusi panel.












Tata cara diskusi Panel:
1. Pemandu membacakan tata tertib dan menggenalkan panelis
2. Panelis pertama diberi kesempatan dalam waktu yang telah ditentukan untuk menjelaskan masalah dan pandangan-pandangannya terhadap masalah sesuai dengan keahliannya
3. Panelis kedua mengutarakan pendapat dan pandangannya terhadap masalah yang didiskusikan sesuai dengan keahliannya.
4. Panelis ketiga diberikan kesempatan berbicara sesuai dengan keahliannya.
5. Diadakan diskusi informal antar panelis disertai penjelasan mengapa para panelis berbeda pandapat mengenai masalha itu
6. Pemandu menutup diskusi panel dengan menyimpulkan hasil pembicaraan para panelis, sedangkan peserta tidak berpartisipasi aktif
b. Simposium
Simposium merupakan jenis diskusi kelompok yang hampir sama dengan panel, tetapi perbedaannya terletak pada keresmian pidato yang disampaikan. Pidato simosium cenderung lebih resmi dari pidato panel, selain itu dalam simosium tidak terdapat interaksi antara pembicara yang satu dengan pembicara yang lainnya. Simposium biasanya bertujuan untuk menampung pendapat.
Berikut ini merupakan salah satu bentuk pengaturan dalam simposium.











Tata cara dalam suatu simposium:
1. Pemandu membuka simposium, menjelaskan simposium, membacakan tata tertib, dan mengenalkan pembicara, selain itu mengenalkan penyanggah utama jika ada.
2. Pembicara pertama mengutarakan pandangannya terhadap masalah yang dibicarakan
3. Pembicara kedua mendapat kesempatan untuk mengutarakan pandangan-pandangannya
4. Pembicara ketiga membahas masalah yang dibicarakan sesuai dengan keahliannya
5. Apabila ada penyanggah utama, penyanggah utama ini diberi kesempatan untuk mengutarakan sanggahan atau bandingan.
6. Dalam simposium bentuk baru, peserta diberi kesempatan untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
7. Dimungkinkan adanya pandangan umum
8. Pemandu merumuskan dan menutup simposium
c. Seminar
Seminar merupakan jenis diskusi kelompok yang diikuti oleh para ahli dan dipimpin oleh pemandu untuk mencari pedoman dan penyelesaian masalah tertentu. Berikut ini adalah contoh bentuk pengaturan tempat dalam seminar









d. Konferensi
Konferensi adalah pertemuan antara beberapa perwakilan kelompok atau organisasi untuk merundingkan suatu masalah tertentu. Peserta konferensi biasanya dipilih berdasarkan keahlian khusus atau karena pengetahuannya mengenai masalah yang menjadi pokok pembicaraan . Berikut adalah salah satu alternatif pengaturan dalam konferensi.























BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Ciri-ciri pembicara yang baik dalam kegiatan berpidato yaitu pandai memilih topik yang tepat, menguasai materi pidato dengan baik, memahami situasi khalayak dengan baik, mampu merumuskan tujuan dengan jelas, mampu berinteraksi dengan khalayak, serta memiliki kemampuan linguistik yang baik.
Diskusi kelompok yang bersifat ilmiah merupakan kelompok resmi yang sering diartikan sebagai bentuk tukar pikiran dalm musyawarah yang direncanakn atau dipersiapkan antara dua orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin.
Macam-macam diskusi:
1. Diskusi Panel
2. Simposium
3. Seminar
4. Konferensi
Jadi, jika kita ingin berbicara di depan umum dengan bailk harus memiliki kriteria diatas, selain itu juga harus sering-sering mengadakan latihan.
B. Saran
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.






DAFTAR PUSTAKA
Tim pusat bahasa. (2012). Pengembangan kompetensi bahasa indonesia.
Bandung Pusat Bahasa Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung




















LAMPIRAN
TUGAS DAN LATIHANBAB XI
Jawaban Soal:
1. Dalam situasi formal, pembicara dituntut untuk berbicara secara formal. Penggunaan berbicara jenis ini misalnya dalam kegiatan tukar-menukar informasi, percakapan, menyampaikan berita,pengumuman atau bertelepon.
Dalam situasi nonformal, pembicara berbicara secara tidak formal dalam arti berbicara secara sederhana. Penggunaan berbicara jenis ini misalnya dalam kegiatan ceramah, wawancara, atau prosedur parlementer.
2. Kerangka pidato
Judul : Syarat-syarat mencari ilmu
- Pentingnya mencari ilmu
- Syarat- syarat keberhasilan mencari ilmu
3. Teks pidato
Assalamu’alaikum wr.wb
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang memilih Muhammad sebagai Nabi pilihan dari anak Adam. Sholawat serta Salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya hingga hari kiamat.
Saudara-saudara yang dimuliakan Allah
Setiap orang mempunyai keinginan yang berbeda-beda. Tetapi mereka mempunyai harapan yang sama, yaitu menginginkan tercapainya apa yang mereka inginkan. Begitu pula halnyadalam mencari ilmu, semua orang menginginkan ilmu yang mereka cari/pelajari bermanfaat dihari esok kelak.
Tapi, apakah kita mengetahui syarat-syarat yang menjadikansuatu ilmu itu berhasil ? dalam kitab Ta’limul muta’allim dijelaskan, seseorang akan berhasil dalam mencari ilmu bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : cerdas, sungguh-sungguh, sabar, bekal, petunjuk guru, waktu yang lama.
Syarat yang pertama yaitu erdas, cerdas merupakan syarat pertama agar berhasil dalam menuntut ilmu karena jika tidak cerdas mka akan sulit dalam mencerna pelajaran.
Yang kedua adalah sungguh-sungguh, dengan sungguh-sungguh maka seseorang yang mencai ilmu akan berhasi mencapai tujuannya.
Yang ketiga yaitu sabar. Sabar merupakan sifat yang harus dimiliki oleh seorang yang menuntut ilmu. Jika tidak sabar maka tujuan yang ingin dicapai tidak akan terlaksana.
Yang keempat adalah bekal yang cukup, jika bekalnya cukuupmaka orang yang mencari ilmu akan bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu. Oleh karen itu bekal menjadi syarat dalam menuntut ilmu agar berhasil.
Syarat yang kelima adalah hormat kepada guru. Kunci berhasilnya mencari ilmu adalah keridhoan seorang guru. Jika seseorang tidak mendapat ridho dari gurunya maka ilmunya tidak akan bermanfaat. Oleh karena itu agar berhasil dalam menuntut ilmu harus hormat kepada guru. Selanjutnya yang terakhir adalah waktu yang lama. Dengan waktu yang lama, seseorang akan mendapatkan pelajaran yang banyak dan pengalaman yang bermacam-macam sehingga tingkat keilmuannya akan tinggi.
Rupanya pembicaraan dari saya dicukupkan sampai disini mudah-mudahan bermanfa`at.

Wassalamu`alaikum wr.wb






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer